Jumat, 21 September 2012

Green Computing


pada saat ini, kemajuan informasi dan teknologi berkembang sangat pesat di berbagai belahan dunia. Hampir semua kegiatan manusia banyak menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi ini pun menjadi sangat dibutuhkan karena memberikan kemudahan yang ditawarkan untuk membantu kegiatan manusia. Namun, tidak lepas dari semua itu, ternyata teknologi informasi yang kita gunakan bisa merusak lingkungan. Sebagai pelaku IT kita bias lebih peduli pada kondisi dunia dengan cara IT , maka munculah fenomena baru dalam dunia komputasi , yaitu Green computing.
Sejak tahun 1992 istilah Green Computing sudah sangat familiar di dunia IT. Green computing merupakan perilaku menggunakan sumber daya komputasi secara efisien, dengan cara memaksimalkan efisiensi energi, memperpanjang masa pakai perangkat keras, meminimalkan penggunaan kertas, dan beberapa hal teknis yang lain seperti pelaksanaan hemat energi unit pemrosesan sentral (CPU), server dan peripheral serta konsumsi sumber daya berkurang dan pembuangan limbah elektronik (e-waste).
Sejarah Singkat Green Computing
Salah satu manifestasi pertama dari gerakan Green Computing adalah peluncuran kembali ENERGY STAR Program pada tahun 1992. Energy Star menjabat sebagai semacam label sukarela diberikan kepada produk komputasi yang berhasil meminimalkan penggunaan energi sekaligus memaksimalkan efisiensi. Energy Star diterapkan untuk produk seperti monitor komputer, televisi dan perangkat kontrol suhu seperti kulkas, AC, dan barang serupa.

Salah satu hasil pertama dari Green Computing adalah modus
Sleep fungsi monitor komputer yang menempatkan peralatan elektronik konsumen pada modus siaga bila masa pre-set waktu berlalu ketika aktivitas pengguna tidak terdeteksi. Sebagai konsep yang dikembangkan, Green Computing mulai mencakup solusi thin client, biaya energi akuntansi, praktik virtualisasi, eWaste, dll

Green Computing Grup
Saat ini, salah satu kelompok Green Computing
popular adalah incrementalists taktis. Kelompok ini berlaku dan menggunakan filosofi komputasi hijau terutama untuk menghemat biaya ketimbang menyelamatkan lingkungan. Konsep Green Computing muncul secara alami sebagai usaha menemukan diri mereka di bawah tekanan untuk memaksimalkan sumber daya untuk bersaing secara efektif di pasar. Gerakan ini muncul terutama dari sentimen ekonomi daripada tekanan politik.

Pemimpin Strategis memperhitungkan dampak sosial dan lingkungan dari teknologi baru dan muncul. Selain meminimalkan biaya, gerakan tertentu juga memperhitungkan faktor-faktor lain seperti pemasaran dan branding. Berbeda dengan posisi yang dipegang oleh incrementalists taktis, strategis pemimpin menyadari kebutuhan untuk merombak beberapa kebijakan yang ada atau makeup struktural organisasi. Hal ini dapat dilihat dalam upaya terakhir untuk membuat TI personil secara langsung bertanggung jawab untuk mengelola, meminimalkan dan memastikan pengeluaran energi efisien.

Green Computing Praktek
Beberapa praktek Green Computing
sederhana yaitu mematikan monitor ketika tidak digunakan atau menggunakan monitor lebih hemat energi seperti LCD bukan CRT tradisional monitor, relawan komputasi atau praktik file sharing, virtualisasi server, menggunakan energi lebih efisien dan sistem pendingin kurang bising (seperti menggunakan sistem pendingin cair bukan heat sink konvensional dan penggemar), temperatur pemeliharaan dan regulasi untuk mengurangi keausan thermal shock ke bagian komputer, dan meningkatkan langkah-langkah keamanan online melalui penggunaan firewall, anti spyware dan program anti virus untuk mengurangi peningkatan jumlah eWaste di Internet dan di jaringan lain.
contoh tindakan untuk mendukung green computing.

1. Mother Board
Apabla menggunaan motherboard dengan cara hemat energi misalnya motherboard dengan teknologi EPU (Energy Processing Unit) besutandari ASUS

2. Processor
Memilih processor dengan kebutuhan daya rendah misalnya processor AMD Athlon 64 65 nm atau seri processor INTEL core 2, kedua processor ini sudah cukup efisien dalam penggunaan daya listrik.

3. Chipset
Pada komputer yang tidak membutuhkan kemampuan rendering 3D yang tinggi dapat menggunakan chipset yang sudah mengintegrasikan GPU di dalamnya, hal ini akan menghilangkan penarikan daya ekstra bila menggunak video card diskrit. Komponen lain yang berhubungan dengan chipset adalah modul memory. Bila kalian ingin membangun komputer green, tentu akan tetap bertahan menggunakan memori jenis DDR2 dibanding DDR3 yang kebutuhan dayanya lebih besar 10W tiap DIMM nya.

4. Video Card
Cara termudah untuk menghemat daya pada komponen pemroses data grafis ini adalah menggunakan solusi integrasi GPU. Solusi ini bisa diaplikasikan pada penggunaan interface 2D, dengan penghematan bisa mencapai 10w, 20w, atau bahkan lebih besar lagi hingga 35w. dibanding solusi Video Card Diskrit.
Bagi Gamer yang sering membutuhkan kemampuan 3D yang tinggi bisa menggunakan video card berbasis GPU Radeon HD 3850. Dimana GPU tersebut hanya menyerap daya sebesar 13,5w ketika idle.Lebih baik jika dibandingkan GPU Geforce 8800 GT 512 MB yang membutuhkan daya sebesar 34,6w ketika idle.

5. STORAGE
Ada 3 pilihan penggunaan storage, yaitu harddisk 3,5", harddisk 2,5" dan Solid State Drive(SSD).
Rata-rata sebuah harddisk 2,5" membutuhkan daya sebesar 1w pada saat idle dan 3w pada saat mode seeking. Bandingkan dengan harddisk 3,5" yang membutuhkan daya 4 sampai 8w pada saat idle dan 8 sampai 18w ketika seeking.
Pilihan terakhir dan merupakan solusi terbaik untuk membangun green computing adalah menggunakan SSD dimana rata-rata akan menyerap daya sebesar sepertiga dari daya yang dibutuhkan untuk menjalankan harddisk 2,5".

6. PSU (Power Supply Unit)
Gunakn PSU dengan efisiensi yang tinggi dengan memiliki standar sertifikasi berdasar "80 PLUS" yaitu unit Power supply dengan efisiensi 80+%.

7. Monitor
Monitor merupakan komponen terbesar dibandingkan komponen komputer lainnya. Pada jenis montor LCD, biasaya memerlukan daya listrik antara 40 sampai 60w untuk model ukuran display 19" 20", dan 22". Nilai kebutuhan daya ini akan meningkat seiring meningkatnya ukuran display. yang mana mendekati nilai 85 sampai 100w pada unit berukuran 24". Tapi masih lebih bersahabat dibanding dengan monitor CRT 21" yang membutuhkan daya lebih dari 120w.


Referensi
  1. GreenLivingIdeas.com.
  2. TheFutureOfThings.com.GreenComputing
  3. walker, Tom.7Green Technologies Masa Depan